Selasa, 31 Desember 2013

Radikal bebas

Radikal bebas adalah suatu atom, molekul, atau ion yang mempunyai elektron tak berpasangan. Elektron yang tak berpasangan ini membuat radikal bebas sangat reaktif terhadap senyawa lain atau terhadap sejenisnya. Molekul-molekul radikal bebas dapat berdimerisasi atau berpolimerisasi secara spontan jika bersentuhan satu sama lain. Radikal bebas stabil hanya jika pada konsentrasi sangat rendah dalam media inert atau hampa.
Contoh radikal bebas sederhana adalah radikal hidroksil (HO•), yaitu senyawa yang mempunyai satu atom hidrogen terikat pada satu atom oksigen. Contoh radikal bebas yang lain adalah karben (:CH2) yang mempunyai dua elektron tak berpasangan, dan anion superoksida (•O
2
) yaitu molekul yang kelebihan elektron. Perhatikan radikal bebas oksigen berikut ini.
 radikal bebas

 Perlu diketahui bahwa anion hidroksil (HO), kation karbenium (CH+
3
) dan anion oksida (O2−) bukan radikal karena ikatan yang terbentuk faktanya diakibatkan oleh adanya penambahan atau pelepasan elektron.
 Radikal bebas mempunyai elektron yang tak berpasangan. Dengan demikian radikal bebas sangat reaktif terhadap senyawa lain atau terhadap jenisnya sendiri. Walaupun demikian, ada sejumlah radikal bebas yang mempunyai "umur" yang panjang karena kestabilannya, yang dikategorikan sebagai berikut

  • Radikal Stabil
Contoh utama radikal stabil adalah dioksigen molekular (O2) dan nitrat oksida (NO). Radikal organik dapat berumur panjang karena terbentuk pada sebuah sistem π terkonjugasi. Contohnya yaitu radikal turunan α-tokoferol (vitamin E). Berikut adalah struktur radikal tokoferol:

radikal vitamin E

Ada juga contoh radikal tiazil, yang mana mempunyai reaktivitas yang rendah dan stabilitas termodinamika yang tinggi dengan stabilisasi resonansi π yang terbatas.
  • Radikal Kokoh
Radikal kokoh adalah radikal yang berumur panjang karena kepenuhsesakan sterik di sekeliling pusat radikal yang mana secara fisik sukar untuk bereaksi dengan molekul lain. Sebagai contoh adalah radikal trifenilmetil Gomberg, garam Fremy (kalium nitrosodisulfonat, (KSO3)2NO·), nitroksida (rumus umum R2NO·) seperti nitronil nitroksida dan azefenilenil serta radikal yang diturunkan dari PTM atau TTM. Radikal kokoh dihasilkan dalam jumlah yang besar selama pembakaran. Radikal jenis ini menyebabkan tekanan oksidatif yang berakibat pada penyakit jantung dan mungkin juga kanker.

  • Diradikal
Diradikal adalah molekul yang mengandung dua pusat radikal. Radikal yang mempunyai banyak pusat dapat membentuk molekul. Oksigen atmosferik secara alami membentuk diradikal dan dalam keadaan ground state sebagai oksigen triplet. Reaktivitas yang rendah dari oksigen atmosferik adalah karena keadaan diradikalnya. Keadaan nonradikal dioksigen kurang stabil daripada diradikal. Stabilitas relatif oksigen diradikal diakibatkan adanya spin terlarang pada transisi triplet yang dibutuhkan untuk mengambil elektron (mengoksidasi). Keadaan diradikal oksigen juga berakibat pada sifat paramagnetik, yang dapat dibuktikan dengan adanya gaya tarik menarik terhadap magnet eksternal.


Dalam reaksi kimia, radikal bebas sering dituliskan sebagai titik yang ditempatkan pada simbol atom atau molekul. Contoh penulisan radikal bebas berikut sebagai hasil dari pemecahan homolitik:

Cl2 → Cl• + Cl•

Mekanisme reaksi radikal menggunakan panah bermata tunggal untuk menjelaskan pergerakan elektron tunggal :

reaksi radikal bebas

Pemutusan homolitik pada pemecahan ikatan digambarkan dengan penarikan satu elektron. Hal ini digunakan untuk membedakan dengan pemutusan heterolitik yang menggunakan anak panah bermata ganda pada umumnya.

Radikal bebas juga memainkan peran terhadap adisi radikal dan substitusi radikal sebagai intermediet yang sangat reaktif. Reaksi rantai melibatkan radikal bebas yang biasanya dibagi menjadi tiga tahap, meliputi inisiasi, propagasi dan terminasi. Contoh dalam hal ini adalah reaksi klorinasi metana.

  • Inisiasi
Inisiasi adalah tahap pembentukan awal radikal-radikal bebas. Hal ini menyebabkan jumlah radikal bebas meningkat pesat. Dalam klorinasi metana, tahap inisiasi adalah pemutusan secara homolitik ikatan Cl-Cl.

Cl2 → Cl• + Cl•



  •  Propagasi
Propagasi adalah reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana jumlah radikal bebas akan tetap sama. Setelah terbentuk, radikal bebas klor akan menjalani sederetan reaksi. Tahap propagasi yang pertama adalah radikal bebas klor yang merebut sebuah atom hidrogen dari dalam molekul metana, menghasilkan radikal bebas metil dan HCl.

Cl• + H:CH3 + 1 kkal/mol → H:Cl + •CH3

Radikal bebas metil juga sangat reaktif. Dalam tahap propagasi kedua, radikal bebas metil merebut sebuah atom klor dari dalam molekul Cl2.

  • Terminasi
Terminasi adalah reaksi yang berujung pada turunnya jumlah radikal bebas. Umumnya, penurunan ini diakibatkan oleh adanya penggabungan radikal bebas yang masih tersisa.

Cl• + •CH3 → CH3Cl

Struktur kimia
Atom terdiri dari nucleus, proton, dan electron. Jumlah proton (bermuatan positif) dalam nucleus menentukan jumlah dari electron (bermuatan negative) yang mengelilingi atom tersebut. Electron berperan dalam reaksi kimia dan merupakan bahan yang menggabungkan atom-atom untuk membentuk suatu molekul. Electron mengelilingi atau mengorbit suatu atom dalam satu atau lebih lapisan. Jika satu lapisan penuh maka, electron akan mengisi lapisan kedua. Lapisan kedua akan penuh jika memiliki 8 elektron dan seterusnya. Gambaran struktur terpenting sebuah atom dalam menentukan sifat kimianya adalah jumlah electron pada lapisan luarnya. Suatu bahan yang lapisan luarnya penuh tidak akan terjadi reaksi kimia. Karena atom-atom berusaha untuk mencapai kestabilan maksimum, sebuah atom akan selalu mencoba untuk melengkapi lapisan luarnya dengan:
A.menambah atau mengurangi electron untuk mengisi atau mengosongkan    lapisan luarnya      
B.membagi electron-elektron dengan cara bergabung bersama atom yang lain dalam rangka melengkapi lapisan luarnya.
 Atom seringkali melengkapi lapisan luarnya, dengan cara membagi lapisan electron-elektron bersama atom yang lain. Dengan berbagi elekron atom-atom tersebut bergabung bersama dan mencapai stabilitas maksimum untuk membentuk molekul. Oleh karena radikal bebas sangat reaktif maka mampunyai spesifitas yang rendah sehingga dapat bereaksi dengan berbagai atom molekul lain, seperti protein, lemak, karbohidrat  dan DNA.
Dalam rangka mendapatkan stabilitas kimia, radikal bebsa tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan disekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elekron zat yang diamil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga, sehingga akan memulai reaksi berantai yang akhirnya terjadi kerusakan sel tersebut.

7 komentar:

  1. Pertanyaan : Mengapa Radikal bebas sangat reaktif terhadap senyawa lain?

    BalasHapus
  2. Radikal bebas adalah molekul dengan elektron tidak berpasangan. Dalam pencarian mereka untuk menemukan elektron lain, mereka sangat reaktif dan menyebabkan kerusakan pada molekul sekitarnya. Namun, radikal bebas juga berguna karena mereka membantu reaksi penting dalam tubuh kita.
    Radikal bebas juga merupakan suatu atom molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif. Radikal bebas dapat terbentuk dalam tubuh saat bernafas sebagai hasil samping proses oksidasi atau pembakaran, olahraga yang berlebihan, ketika terjadi peradangan, terpapar polusi lingkungan seperti dari asap rokok, kendaraan bermotor, radiasi, dan sebagainya.

    semoga jawaban saya bisa membantu.

    BalasHapus
  3. terimakasih jadi, radikal bebas itu mudah merusak sel sel yang ada pada tubuh kita karna kereaktifan dari radikal bebas tersebut y? apa saja dampak negatif yang bisa di hasilkan radikal bebas terhadap tubuh kita?

    BalasHapus
  4. Radikal bebas adalah suatu atom, molekul, atau ion yang mempunyai elektron tak berpasangan. Elektron yang tak berpasangan ini membuat radikal bebas sangat reaktif terhadap senyawa lain atau terhadap sejenisnya. Molekul-molekul radikal bebas dapat berdimerisasi atau berpolimerisasi secara spontan jika bersentuhan satu sama lain. Radikal bebas stabil hanya jika pada konsentrasi sangat rendah dalam media inert atau hampa.

    BalasHapus
  5. saya akan menjawab pertanyaan saudara, untuk pertanyaan pertama,
    radikal bebas adalah moleku yang pada orbital terluarnya memiliki elektron yang tidak berpasangan, karena tidak berpasangan itulah maka molekul tersebut menjadi tidak stabil, liar, dan radikal. karena tidak stabil akibatnya molekul tersebut berusaha mencari pasangan elektron dengan jalan merebut atau merampas elektron dari molekul lain tanpa pandang bulu, itulah yg membuat ia sangat reaktif pada senyawa lain.
    untuk pertanyaan kedua, benar, perbuatan radikal bebas ini berakibat deskruktif bagi molekul sel lain yang elektronnya dirampas. terlebih lagi reaksi perampasan elektron ini terjadi berantai dan mengakibatkan makin banyaknya radikal bebas. radikal bebas merusak molekul makro pembentuk sel, yaitu protein, karbohidrat, lemak, dan DNA.
    akibatnya sel menjadi rusak, bermutasi atau bahkan mati, peristiwa seperti inilah yg menyebabkan beberapa penyakit degeneratif seperti kanker dan penuan sel.

    BalasHapus
  6. karena radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen akibat pemecahan homolitik, suatu molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak berpasangan. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru.

    BalasHapus
  7. menurut saya, karena merupakan senyawa yang terkenal sangat reaktif karena mempunyai elektron menyendiri atau tak berpasangan. Intermediet radikal alkil distbilkan oleh proses fisika yang hampir sama dengan karbokation. Semakin tinggi tingkat subsitusi alkil, maka stabilitas radikal alkil juga semakin tinggi. Radikal dapat menyerang ikatan rangkap. Walaupun demikian, tidak seperti ion yang serupa, beberapa reaksi radikal tidak dilangsungkan oleh interaksi elektrostatik. Sebagai contoh, reaktivitas ion nukleofilik dengan senyawa α,β-tak jenuh (C=C–C=O) dilangsungkan oleh penarikan elektron oksigen, yang menghasilkan muatan positif parsial pada karbon karbonil. Ada dua buah reaksi yang teramati pada kasus ionik. Yang pertama karbonil diserang dalam adisi langsung pada karbonil atau gugus vinil diserang langsung dalam adisi konjugasi. Yang kedua, muatan nukleofil diambil oleh oksigen. Radikal mengadisi secara cepat ikatan rangkap, dan menghasilkan karbonil α-radikal yang relatif stabil.Dengan demikian, pembentukan radikal tersier (R3C·) lebih mudah daripada radikal sekunder (R2HC·), dan jauh lebih mudah daripada radikal primer (RH2C·). Maka radikal yang terletak di sisi gugus fungsi seperti karbonil, nitril, dan eter akan lebih stabil daripada radikal alkil tersier.

    BalasHapus