UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH : KIMIA
ORGANIK FISIK
TANGGAL : 23 JANUARI 2014
DOSEN : Dr. SYAMSURIZAL M.Si
ANGGOTA KELOMPOK : MORA
ALFISYAHRIN (F1C111001)
HANNA
LAILY SYARIFA (F1C111010)
DWI
SARI NINGSIH (F1C111012)
ARI
LISTIYANI (F1C111039)
SOAL
1. Sebagai
seorang kimia, anda tentu mengenal TNT, yaitu bom yang banyakdigunakan dalam
medan perang. Kalau senyawa ini dibuat jelaskan bagaimana cara mengontrol laju
reaksi sekaligus mengontrol termodinamikanya. Kemukakan pula pendekatan kimia
untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan.
2. Reaksi
reaksi radikal bebas lazimnya sukar di control untuk mendapatkan suatu produk
tunggal dalam jumlah banyak. Kemukakan apa saja upaya yang dapat anda lakukan
untuk mengendalikan lju propagasi reaksi, berikan contoh reaksinya
3. Soal
ini khusus di jawab oleh teman sdr yang mengatakan bahwa pembentukan
karbon-karbon terjadi melalui reaksi radikal bebas. Berikan contoh kongkrit
sekurang kurangnya tiga jenis reaksi kimia penbentukan karbon melalui reaksi
radikal bebas.
4.
Buatlah
senyawa 3-metil heksanol dengan menggunakan senyawa etana sebagai bahan dasar.
5. Jelaskan
peran kimia organic fisik dalam menjelaskan kemudahan suatu senyawa organic
mengalami sublimasi, berikan contoh senyawa organiknya.
Jawaban
1.
Senyawa TNT(trinitro toluene) adalah
senyawa organic yang
memiliki nama UIPAC 2-metil-1,3,5-trinitrobenzena. TNT biasanya digunakan
sebagai bahan baku peledak
Reaksi pembuatan trinitrotoluena
Dalam
membuat suatu senyawa TNT tentunya kita harus bisa mengontrol laju reaksi
senyawa tersebut agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan apalagi TNT
adalah senyawa yang mudah meledak bahkan digunakan sebagai bahan peledak. Cara
mengontrol laju reaksi dalam kimia digunakan kontrol termodinamika dan kontrol
kinetika.
Termo = Stabilitas Dinamika
= Kerja
Kinetika = kecepatan Dinamika = Kerja
Tujuan dari kontrol termodinamika
ini adalah untuk menghasilkan produk sebanyak banyaknya yang stabil. Untuk
menghasilkan produk yang stabil ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
:
1.
Konsentrasi
2.
Suhu
3.
Tekanan
4.
Volume
Untuk mendapatkan produk dengan laju
reaksi maksimal dan sestabil-stabilnya maka suhu yang harus di kontrol, apabila
konsentrasi rendah maka suhu harus dinaikkan dan begitu juga sebaliknya apabila
konsentrasi tinggi maka suhu harus diturunkan agar tumbukan antar molekul tidak
sering terjadi, apabila tumbukan sering terjadi atau konsentrasi dan suhu tidak
sesuai dengan termodinamika yang disebutkan
hal inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya ledakan, begitu juga dengan
suhu dan tekanan , apabila suhu tinggi dan tekanan tinggi ada hal lain yang
harus di perhatikan yaitu Volume, ketika suhu dan tekanan tinggi maka volume
harus di perbesar agar tumbukan antar molekul tidak sering terjadi apabila pada
suhu dan tekanan tinggi dengan volume kecil hal ini juga dapat mengakibatkan
terjadinya ledakan.
2.
Reaksi propagasi dalam reaksi radikal
bebas adalah reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana jumlah radikal
bebas akan tetap sama.
Setelah
terbentuk radikal bebas dengan kereaktifan yang tinggi yang kemudian dapat
bereaksi dengan setiap spesies yang ditemukan. Pada tahap ini akan terbentuk
radikal bebas yang baru, karena radikal bebas yang dihasilkan pada tahap awal
bereaksi dengan molekul lain. Selanjutnya radikal bebas baru tersebut dapat
pula bereaksi dengan molekul atau radikal bebas yang lain. Oleh karena itu
dalam proses propagasi dikatakan terjadi reaksi berantai. Apabila radikal
bebasnya sangat reaktif, misalnya radikal alkil, maka terjadi rantai yang
panjang karena melibatkan sejumlah besar molekul. Apabila radikal bebasnya
kereaktifannya rendah, misalnya radikal aril, maka kemampuannya bereaksi rendah
sekali, sehingga rantai yang terjadi pendek, bahkan mungkin tidak terjadi
rantai.
Dalam
tahap ini, monomer bereaksi menjadi rantai polimer yang cukup panjang. Reaksi
umumnya yaitu:
Dan
laju reaksi propagasi dinyatakan dengan rumus:
dengan
[M] =
konsentrasi monomer
[M·] = konsentrasi radikal rantai dengan ukuran RM· dan yang lebih besar
rp
= laju reaksi propagasi
kp
= konstanta laju reaksi propagasi
Contohnya adalah tahap propagasi reaksi antara
metil benzena dan klorin.
Dengan melihat rumus di atas, laju reaksi dapat dipengaruhi oleh
konsentrasi monomer, konsentrasi radikal rantai, dan konstanta laju reaksi
propagasi. Apabila laju reaksi propagasi terlalu besar, maka dapat dikendalikan
dengan memperkecil konsentrasi monomer dan konsentrasi radikal rantai.
Contoh lain pada proses Autooksidasi lipid terjadi tiga tahap reaksi yaitu inisiasi, propagasi dan
terminasi. Pada tahap propagasi, radikal bebas alkil yang terbentuk pada tahap
inisiasi bereaksi dengan oksigen atmosfir membentuk radikal bebas peroksi yang
tidak stabil. Radikal bebas peroksi yang terbentuk akan bereaksi dengan atom
hidrogen yang terlepas
dari asam lemak tidak jenuh lain, selanjutnya membentuk hidroperoksida (ROOH)
dan radikal bebas yang baru. Radikal bebas alkil yang baru akan bereaksi dengan
oksigen atmosfir membentuk radikal bebas peroksi.
Contohnya pada kehidupan sehari-hari,
kerusakan lemak dan minyak berupa timbul bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikan. Untuk menghambat terjadinya proses ini maka lemak dan minyak
ditambah antioksidan. Bila RH mewakili lemak/minyak maka pertama-tama terjadi
tahap inisiasi di mana RH terurai menjadi radikal bebas bebas R• akibat panas
menghasilkan H•. Selanjutnya tahap propagasi
di mana reaksi autooksidasidimulai ketika radikal bebas hasil inisiasi tadi
bereaksi dengan oksigen menghasilkan radikal peroksida ROO•. Radikal peroksida
ini akan mengekstrak ion hidrogen dari lipid membentuk hidroperoksida ROOH dan
membentuk radikal lipida baru.
Radikal bebas
dan radikal peroksi yang terbentuk selama tahap propagasi pada proses
autooksidasi ditangkap oleh antioksidan primer. Hasil radikal antioksidan oleh
donasi hidrogen mempunyai reaksi sangat rendah terhadap lemak. Reaksi yang
rendah akan mengurangi laju tahap propagasi.
4.
Sintesis
3-metil heksanol dari etana.
5.
Peran kimia organic fisik dalam menjelaskan kemudahan suatu senyawa organic
mengalami sublimasi, serta contoh senyawa organic.
Jawab:
Untuk pemurnian senyawa organic, salah
satunya digunakan teknik sublimasi. Sublimasi merupakan perubahan wujud suatu
senyawa dari bentuk padat ke gas atau dari bentuk gas ke padat. Kebanyakan pada
keadaan normal, benda atau zat memiliki berbagai bentuk sesuai dengan perbadaan
suhunya. Dengan adanya perbedaan keadaan tersebut menyebabkan suatu zat untuk
mencapai keadaan sublimasi membutuhkan keadaan antara. Pada proses sublimasi,
senyawa yang dipanaskan dapat langsung mengalami perubahan daripadat menjadi
uap tanpa perlu melalui fasa cair terlebih dahulu begitu pula sebaliknya.
Disinilah peran Kimia Organik Fisik, lebih tepatnya pada bagian control
termodinamika. Dimana pada proses ini memerlukan suhu dan konsentrasi untuk
melakukan kerjanya. Dengan adanya suhu dan konsentrasi menimbulkan adanya
tekanan. Suhu dan konsentrasi yang tinggi menyebakan tekanan semakin besar.
Begitu pula sebaliknya, suhu dan tekanan yang semakin rendah menyebabkan
tekanan semakin kecil.
Pengaruh suhu, konsentrasi dan tekanan
menyebabkan suatu zat mengalami sublimasi. Pada sublimasi yang dilakukan adalah
pemisahan terhadap pengotor dan senyawa yang dimurnikan. Antara zat pengotor
dan senyawa yang dimurnikan harus memiliki perbedaan titik leleh yang tinggi.
Hal ini disebabkan karena jika titik lelehnya tidak tinggi maka zat pengotor
tidak dapat terpisahkan. Senyawa yang dimurnikan tersebut akan tersublimasi
sedangkan zat pengotornya akan tertinggal.
Contoh
senyawa yaitu sublimasi senyawa
asam benzoate dan naftalen
asam benzoat naftalena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar